Join The Community

Premium WordPress Themes

Search

Jumat, 19 Oktober 2012

Terjun dari Luar Angkasa, Felix Berisiko Ini


WASHINGTON - Nama Felix Baumgartner beberapa waktu belakangan ini melambung lantaran aksi nekatnya yang melakukan terjun bebas dari luar angkasa.  Aksi itu juga yang berhasil mengukuhkan namanya sebagai manusia pertama terjun dari ketinggian 39 kilometer, dan tercatat sebagai pemecah rekor dunia baru.

Felix, yang merupakan atlet penerjun payung asal Austria ini tercatat telah beberapa kali melakukan aksi-aksi nekatnya. Misalnya saja, ia pernah mengklaim menjadi orang pertama yang melakukan aksi terjun payung tertinggi, dari Petronas Towers di Kuala Lumpur Malaysia pada 2009. Selain itu, ia juga pernah melompat dan terjun melintasi Selat Inggris pada 31 Juli 2003.

Sebelum Felix mencatatkan rekor dunia dengan melakukan laga terjun bebas dari luar angkasa (ketinggian 128.087 kaki atau 39.044 meter), ia sempat melakukan uji coba dengan melompat dari ketinggian 71.581 kaki (21.818 meter). Pada pengujian tersebut, sebelum ia membuka parasutnya, ia berhasil melesat dengan kecepatan lebih dari 360 mil per jam (580 km per jam) dan mendarat dengan selamat dalam waktu 3 menit 43 detik.

Pria kelahiran 20 April 1969 di Salzburg, Austria ini namanya semakin populer setelah ia berhasil melompat dari luar angkasa, menggunakan balon udara yang dirancang khusus. Aksi tersebut dilakukan pada 14 Oktober 2012.

Dalam aksi puncaknya tersebut, Felix dikatakan memecahkan kecepatan suara. Menurut situs Redbullstratos, Felix meluncur ke bumi dalam kecepatan 690 mil per jam dalam waktu 4 menit 20 detik. Memecahkan kecepatan suara (break the speed of sound), berarti kecepatan meluncur Felix melampaui gelombang suara yang dihasilkan di udara.

Kecepatan suara dipengaruhi oleh temperatur, di mana pada ketinggian tersebut, suhu sangat rendah, sehingga suara bergerak lebih lambat. Sekira 100.000 kaki di atas permukaan laut (bumi), Felix perlu berakselerasi sekira 690 mil per jam untuk menyamai kecepatan suara, yang dikenal sebagai Mach 1. Kemudian, jika ia terus mempercepat dan melampaui kecepatan suara, maka dia disebut sebagai "supersonik".

Lalu, risiko apa yang bisa dialami Felix dalam aksi yang memacu adrenalin tersebut? situs Redbullstratos mengungkapkan, temperatur di ketinggian lebih dari 100.000 kaki adalah mencapai suhu di bawah titik beku, terlalu sedikit oksigen untuk bernapas serta kecenderungan Felix untuk berputar tak terkendali, akibat tekanan udara yang sangat rendah. Bahkan, bila Felix terjun tanpa mengenakan perlengkapan atau pakaian pelindung khusus, darahnya bisa "mendidih" dengan gelembung uap.

Lebih lanjut situs Redbullstratos menjelaskan, hanya orang terlatih yang dapat melakukan aksi menegangkan tersebut. Strategi, seperti latihan intensif yang dilakukan Felix, tim juga telah mengembangkan program pengujian multi-tingkat serta berbekal pelatihan choreographed step-off dari kapsul, agar ia mendapatkan posisi luncur yang tepat dari kapsul yang mengangkutnya.

Perlengkapan juga penting, seperti yang dikenakan Felix, yakni helm yang menyediakan oksigen serta pakaian full-pressure inovatif, perlindungan terhadap pressurization (tekanan udara) dan tidak ketinggalan drogue parachute khusus untuk stabilisasi Felix ketika meluncur ke bumi. (fmh

0 komentar:

Posting Komentar